Cerita seram - Di cekik hantu nenek-nenek
Hallo semua, salam kenal saya Vio.
Saya mau berbagi cerita, tapi mohon maaf sebelumnya kalau cara penulisan saya ada yang keliru..
Langsung aja ya, kejadian ini saya alami sendiri sekitar tahun 2009 waktu saya masih kuliah, ceritanya begini..malam itu (saya lupa harinya) sekitar pukul 20.30 saya di telp pacarnya kakak saya (sebut aja kak arin), dia minta di temani untuk tidur di rumah kakeknya, kemudian dia menjemput saya dan kami berdua berangkat menuju rumah kakeknya,namun sebelumnya saya sempatkan diri untuk membeli makanan karena kebetulan sepulang kuliah saya belum makan, setelah mau masuk menuju rumah kakek, saya sudah merasakan sesuatu yang aneh, rumah itu terletak di belakang sebuah bangunan yang sangat besar, namun penerangannya sangat kurang dan yang paling membuat saya takut adalah di sekitar rumah tumbuh beberapa batang tanaman pisang dan pohon-pohon besar lain yang menambah kesan angker rumah tersebut.
Dan waktu kami masuk ke dalam rumah tersebut, ternyata tidak ada seorangpun, waktu saya tanya, ternyata di rumah itu hanya ada kakeknya yang sakit dan berada di kamar belakang. Saya sempat melihat-lihat setiap sudut rumah, dan memang perasaan saya semakin tidak nyaman, tapi karena saya tidak mau menyinggung perasaan kak arin saya pun diam saja. Kemudian kak arin menyiapkan tempat tidur untuk kami, malam ini kami berdua akan tidur di ruang keluarga. Namun karena kelaparan saya bilang ke kak arin,supaya dia tidur saja duluan saya mau makan dulu. Dan ketikan makan, saya melihat sesosok bayangan hitam yang tiba2 melintas (rumah mereka hanya memakai tirai tipis,jadi kita bisa melihat keluar) tapi lagi-lagi saya mencoba untuk berfikir positif, mungkin itu hanya tetangga yang lewat.
Setelah selesai makan,sayapun bersiap untuk tidur, namun sebelumnya saya sempatkan diri untuk berdo’a,yahh...harapan saya sih supaya gak ada yang mengganggu. Akhirnya sayapun mengambil handphone untuk memasang alarm,dan pada saat itu saya baru sadar bahwa posisi dimana kami tidur bersampingan dengan sebuah ranjang kayu berkolong (dari dulu saya sangat tidak suka jenis ranjang yang satu ini), singkat cerita, waktu saya memejamkan mata namun saya sadar saya belum tidur lelap, saya merasakan ada sesuatu yang mendekat kea rah saya,semakin dekat dan dekat, tapi saya tidak berani membuka mata karena keringat saya sudah bercucuran, saya tahu ada sesuatu yang tidak beres, saya merasakan sebuah tangan yang meraba kearah leher saya, saat itu saya mencoba untuk membuka mata dan berteriak tapi tidak ada suara yang bisa keluar dari mulut saya, dan tangan itu mulai mencekik leher saya, dan saat itulah saya melihat wujudnya,seperti seorang nenek-nenek dengan pakaian tradisional,dan rambut panjangnya yang menutupi wajah, membuat saya berontak, tapi tangan itu terus mencekik saya, saya berusaha teriak menyebut nama Tuhan saya , namun berapa kali saya mencoba tidak ada suara yang bisa saya keluarkan,sampai akhirnya saya mengumpulkan kekuatan untuk melawan dan membaca do’a sambil menyebut nama Tuhan saya dengan sempurna, dan saat itulah kak arin membangun kan saya. Dia terlihat ketakutan karena ketika dia bertanya, saya tidak bisa mengeluarkan suara secara normal, suara saya habis (serak). Dengan sangat ketakutan malam itu juga saya bilang ke kak arin bahwa saya mau pulang, karena kak arin masih bingung dan saya tidak mau bercerita apa yang saya alami dia mencoba menelpon sepupunya yang biasanya nginap disana, dan saat itulah saya melihat kak arin marah, karena ternyata sepupunya tahu ada yang tidak beres di rumah tersebut, karena itu mereka tidak ada yang mau menemani kak arin untuk tidur di sana, dan yang membuat saya bergidik adalah nenek kak arin baru saja meninggal dunia sekitar 3 minggu yang lalu karena sakit dan meninggalnya di ranjang yang ada di dekat tempat tidur kami. Tanpa pikir panjang kamipun buru-buru pergi meninggalkan rumah tersebut, dan sebelum pergi saya sempat menoleh kearah rumah tersebut dan terlihatlah sosok yang tadi mencekik saya menatap dingin kearah kami.
Demikian cerita dari saya, terima kasih.