Cerita misteri - penampakan di wc umum
Cerita misteri - penampakan di wc umum
Malam itu seperti biasa aku dan beberapa orang teman berencana untuk pergi mengunjungi rumah mbah Parto. Jarak rumahnya dan rumahku lumayan jauh bisa 10 menit berjalan kaki, maklum di desa seperti ini memang begitu, jarak 1 rumah ke rumah yang lain bisa 5 atau 10 meter sendiri atau bahkan harus melewati kebun dan sawah yang sangat luas, belum lagi penerangan di desa kami yang belum bagus, masih alakadarnya. Berkunjung ke rumah mbah Parto memang sudah menjadi rutinitas kami, para pemuda di desa. Sekedar untuk menemani beliau dan istrinya yang sudah sepuh, dan begadang sambil main kartu.
Namun entah mengapa malam itu aku punya perasaan yang kurang nyaman. Namun karena sudah kadung janji atau sudah berjanji, maka aku tetap akan pergi kesana. Apalagi teman-teman yang lain pasti sudah menungguku di rumah simbah. Maka berbekal lampu senter dan arit/ clurit untuk jaga-jaga. Aku pamit pada orang tuaku dan melangkahkan kaki keluar rumah.
Setiap kali akan ke rumah simbah, aku harus melewati sawah milik orang tua dan kebun yang lumayan luas. Nah seperti yang tadi aku bilang, entah mengapa malam ini aku memiliki perasaan tidak enak. Apalagi dengan keberadaan kebun tersebut semakin memperkuat perasaan itu. Banyak orang bercerita, jika WC umum yang berada di tengah kebun itu di huni oleh MG yang berwujud Pocong. Jujur aku belum pernah melihat MG hingga malam itu.
Aku yang berjalan sendirian saja dan hanya ditemani oleh lampu senter, tiba-tiba aku berhenti tepat dirumah mbah Mus dan merasa ingin sekali menyorotkan lampu ke arah kebun tepat kebagian WC. Awalnya aku tak melihat apapun, berkali-kali aku sorotkan lampu senter ke arah WC itu. Kurang kerjaan memang, tapi entah mengapa tanganku seolah-olah bergerak sendiri. Lalu tiba-tiba saat sedang focus menatap WC, aku melihat adanya asap putih tepat di depan WC. Semakin lama semakin besar dan wujud yang terlihat berhasil membuatku menggedor pintu rumah yang ada dibelakangku.
“ Mbaaaahh… Mbaaahhh… Bukake pintune, mbaaahhh…” teriakku.
“ Woh, le. Ono opo toh?” Tanpa menjawab pertanyaannya aku berlari masuk kedalam rumah.
“ Ono opo? Koyo di kejar demit wae.” Ucap mbah Mus.
“ Iyo mbah, aku bar ndelok demit nang WC ngarep kae.” Ucapku masih dengan suara gemetar.
Mbah Mus memberikanku segelas air dan mengijinkanku keluar dari rumahnya melalui pintu belakang, yang kebetulan langsung tembus ke arah rumah mbah Parto. Setidaknya aku tak perlu melewati sisa kebun tadi. Sesampainya di rumah mbah Parto, aku langsung menceritakan bahwa aku melihat Pocongan di WC umum yang berada di kebun depan rumah mbah Mus. Ternyata bukan aku saja yang pernah mengalami kejadian ini, ke 3 temanku juga pernah mengalaminya. Bahkan mas Toro sampai pingsan saking takutnya.
- SELESAI –
Oh iya cerita ini terjadi di Jogjakarta, Kulonprogo, Jurang. Saya sengaja menceritakan melalui sudut pandang paman saya. Ini cerita sekitar 10 tahun lalu. Seingat saya WC umum tersebut saat ini sudah tidak ada, dan penerangan di desa saya sudah bagus. ^^ Jadi pingin pulang kampong…
Buat yang udah baca MAKASIH banyak. ^^