Cerita Mistis : Suara misterius
Cerita Mistis : Suara misterius
Cerita Mistis - Yang pertama di tanggal 10? Mencari ide untuk dituangkan dalam tulisan sehingga bisa dibaca para makhluk gaib di sini ternyata memang sangat sulit, bagaimana kita harus merangkai kalimat agar bisa membawa aura kengerian bagi para pembaca-nya,
dan bagaimana kita menggali kembali ingatan-ingatan akan kejadian-kejadian yang kadang-kadang sudah mengendap lama dalam otak kita sehingga bisa di munculkan menjadi sebuah cerita yang bisa memuaskan para pembaca-nya.
Jadi sangat tidak mengherankan apabila kita yang sudah susah payah ini bisa sangat membenci para copas-er yang tidak bertanggung jawab yang meng-copas dan mengakui karya itu sebagai karya-nya sendiri.
Betul tidak teman-teman makhluk gaib? Mungkin kita akan lebih legowo seandainya setidaknya (komplit bahasa-nya)
mereka mau mencantumkan sumber-nya.
Well, tulisan diatas hanya sekedar uneg-uneg saja,
tapi inti-nya aku ingin kembali bercerita tentang kejadian menyeramkan yang dialami teman-ku
lagi yang diceritakan untuk di tuliskan di sini.
Teman kerjaku. Sama seperti aku, dia adalah seorang ibu rumah tangga dengan satu anak. Sebelum tinggal bersama mertua, dia tinggal bersama orang tua kandungnya.
Kebetulan belakang rumah ortu-nya adalah sebuah kebun yang konon kabarnya juga memiliki aura yang agak mistis. Selama bertahun-tahun tinggal di rumah orang tua-nya dia hampir tidak pernah mengalami hal-hal aneh, hingga kemudian pada malam itu.
Sebut saja namanya Gia (nama samaran), selama bertahun-tahun tinggal disitu Gia sudah begitu hafal akan bunyi-bunyi disekitarnya, dan diantara bunyi-bunyian yang paling dia hafal adalah suara burung-burung di kebun belakang rumahnya tersebut.
Setiap malam selalu ada tiga suara burung yang sangat familiar di telinga-nya, dan hampir setiap malam dia selalu mendengar suara itu.
Seperti hal-nya anak bayi pada umumnya, malam itu anak Gia yang baru berusia 1 tahun terbangun karena pingin minta nenen sama ibu-nya, jadi Gia-pun ikut terbangun, saat itu sepi karena suami-nya sudah terlelap di sampingnya.
Sambil terkantuk-kantuk dia menyusui anaknya, seperti biasa, sesaat kemudian sayup-sayup dia mendengar bunyi burung-burung yang memang sudah dia hafal suara-nya, tiga suara itu terdengar berganti-ganti dan bersahut-sahutan, begitu seterusnya.
Gia tidak ambil pusing, karena ia sudah terbiasa mendengarnya, namun beberapa saat kemudian, selain suara tiga burung malam yang sudah dia hafal, dia seperti mendengar suara lain yang asing di telinga-nya, suara itu bukan suara salah satu dari ketiga suara burung tersebut, semakin lama di dengarkan suara keempat ini semakin terdengar aneh di telinga Gia.
Gia-pun terjaga dari kantuknya, ia mencoba menajamkan pendengaranny dengan seksama, ternyata suara itu sangat dekat sekali dengan-nya seolah berada di luar jendela kamarnya, ketika ia kembali amati suara tersebut Gia semakin jelas mendengar bahwa merasa suara itu seperti suara tertawa cekikikan wanita yang sangat melengking di telinga.
"Hihiihiihiiii," Begitu menurut penuturan dia, terus dan terus, sehingga membuat bulu kuduk Gia merinding.
Memang benar, itu seperti suara tawa cekikikan perempuan. Gia masih terpaku dengan pendengarannya, tawa itu terdengar selama tiga kali berturut-turut.
Akhirnya tak tahan, Gia-pun membangunkan suaminya yang terlelap, ia meminta suaminya untuk mendengarkan suara tersebut. Tapi begitu suaminya terbangun dari tidur-nya suara itu-pun lenyap seketika.
Akhirnya sepanjang malam sebelum Gia bisa terlelap lagi, ia meminta suaminya untuk menemani-nya terjaga. Untungnya setelah itu dia tidak lagi mendengar suara tersebut hingga pagi dan malam-malam setelahnya.