Cerita Hantu Jepang Kuchisake Onna
Kuchisake Onna disebutkan kerap menutup mulutnya dengan masker operasi dan sering terlihat di jalanan yang sepi dalam perkembangannya cerita hantu Jepang Kuchisake Onna kerap berubah dengan berbagai versi. Cerita tentang Kuchisake Onna juga dalam beberapa dekade terakhir telah menjadi inspirasi banyak orang untuk dijadikan kisah dalam anime dan manga dan juga film.
Cerita Hantu Jepang Kuchisake Onna
Kisah hantu Kuchisake Onna sendiri menurut legenda kuno yang beredar merupakan seorang wanita muda yang hidup pada zaman Heian. Dia disebutkan sebagai seorang istri atau selir samurai. Ia dikaruniai wajah yang sangat cantik, tetapi memiliki sifat yang sombong. Kuchisake Onna juga disebutkan sering berselingkuh dibelakang suaminya. Suaminya merasa sangat cemburu dan dihianati, oleh sebab itu suaminya kemudian menyerang dan membelah mulutnya dari telinga yang satu ke telinga yang lainnya. K
emudian suaminya berkata, "sekarang siapa yang akan berkata kau cantik?".
Kisah hantu Jepang Kuchisake Onna dalam perkembangannya ada perubahan. Seperti pada legenda urban disebutkan bahwa Kuchisake-onna adalah seorang wanita korban operasi wajah yang gagal. Konon dokter yang mengoperasi wajahnya memakai pomade (jenis minyak rambut) dengan bau yang menusuk. Ketika sedang dioperasi ia tidak bisa tenang karena bau itu sehingga si dokter secara tidak sengaja memotong mulutnya hingga robek. Wanita itu menjadi histeris dan marah lalu membunuh dokter itu. Belakangan ia dibunuh oleh para penduduk kota dan menjadi hantu penasaran.
Selain itu dalam cerita legenda urban terkait dengan keberadaan Kuchisake Onna ada beberapa versi yang menyebutkan tentang asal-usulnya, yaitu seperti misalnya:
- Korban kecelakaan lalu-lintas yang wajahnya rusak.
- Seorang wanita yang mengalami gangguan kejiwaan sehingga merobek mulutnya dengan benda tajam.
- Seorang wanita korban pemerkosaan yang mulutnya dirobek oleh si pemerkosanya atau ia sendiri yang melakukannya setelah menjadi gila karena perkosaan itu.
- Seorang wanita yang leluhurnya memperoleh uang haram dengan menyembah siluman anjing sehingga anak cucunya dikutuk bermulut robek dan bila mati akan menjadi siluman.
Dalam cerita-cerita urban, Kuchisake-onna digambarkan selalu menutupi mulutnya yang robek dengan masker operasi dan sering bergentayangan di kota pada waktu malam, terutama ketika sedang berkabut. Bila bertemu seseorang (terutama anak-anak atau mahasiswa) di jalan yang sepi, ia akan bertanya, "Apakah saya cantik?". Bila menjawab "ya", ia akan membuka maskernya dan bertanya lagi, "Bahkan bila seperti ini?" Pada saat itu, bila si korban menjawab tidak, maka ia akan dibunuh dengan gunting, golok, sabit, atau senjata tajam lainnya. Bila si korban tetap menjawab ya, Kuchisake-onna akan gembira dan membebaskannya, namun ada juga yang mengatakan bahwa walaupun korban melakukan itu, Kuchisake-onna akan mengikuti korbannya sampai ke rumah dan membunuh korbannya di depan pintu rumah si korban. Bila korbannya wanita, Kuchisake-onna akan merobek mulut korbannya hingga serupa dengannya. Bila korbannya anak-anak, ia akan memakannya.
Legenda urban yang populer pada tahun 1970-an mengatakan bahwa korban akan selamat bila ia menjawab "biasa saja". Sementara versi tahun 2000-an mengatakan bahwa korban akan selamat bila menjawab, "lumayan" sehingga Kuchisake-onna bingung dan berpikir dulu apa yang akan ia lakukan, saat sedang bingung itulah korban mempunyai kesempatan untuk kabur. Versi lain manyatakan bahwa korban dapat balik bertanya kepada Kuchisake-onna 'apakah saya juga cantik' sehingga Kuchisake-onna akan bingung lalu pergi.
Cara lain untuk lolos dari Kuchisake-onna adalah dengan menawarkannya permen keras berwarna kuning tua karena ia menyukainya namun tidak bisa menikmatinya sehingga mengingatkannya lagi pada penderitaannya. Selain itu bisa juga dengan mengucapkan "pomade" sebanyak tiga kali, ada yang menyebutkan enam kali. Ucapan itu akan membuatnya takut dan kabur karena mengingatkannya kembali pada ahli bedah yang merusak wajahnya. Korban juga bisa memakai pomade untuk mencegahnya mengikutinya.